Latest

Sunday, April 24, 2011

Quran verse: The earth, the mountain...



And the earth We have spread out, and have placed therein firm mountains, and caused to grow therein all kinds of things in due proportion.

(ALQURAN, سورة الحجر , Al-Hijr, Chapter 15, Verse 19)



Dan bumi ini Kami bentangkan dan Kami letakkan padanya gunung-ganang yang kukuh terdiri, serta Kami tumbuhkan padanya tiap-tiap sesuatu yang tertentu timbangannya.


----------  
CEO / Consultant: http://ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting: http://alfalahconsulting.com 
Islamic investment: http://islamic-invest-malaysia.com

Quran verse: The birds, the sky...



Do they not look at the birds, held poised in the midst of (the air and) the sky? Nothing holds them up but (the power of) Allah. Verily in this are signs for those who believe.

(AL-QURAN:  سورة النحل , An-Nahl, Chapter 16, Verse 79)



Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang melayang-layang di angkasa? Tiada yang menahan mereka (dari jatuh) melainkan Allah; sesungguhnya pada yang demikian itu, ada tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.


----------  
CEO / Consultant: http://ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting: http://alfalahconsulting.com 
Islamic investment: http://islamic-invest-malaysia.com

Quran verse: The night, the day, the sun, the moon, the orbit...



And He it is Who has created the night and the day, and the sun and the moon, each in an orbit floating.

(AL-QURAN: سورة الأنبياء , Al-Anbiya, Chapter 21, Verse 33)



Dan Dialah (Tuhan) yang telah menjadikan malam dan siang, serta matahari dan bulan; tiap-tiap satunya beredar terapung-apung di tempat edaran masing-masing (di angkasa lepas).
---------- 
CEO / Consultant: http://ahmad-sanusi-husain.com
Alfalah Consulting: http://alfalahconsulting.com
Islamic investment: http://islamic-invest-malaysia.com

10 Adab Berdoa



Adab Berdoa:

Pertama, Memakan makanan dan memakai pakaian dari yang halal
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Seorang laki-laki yang lusuh lagi kotor kerana lama bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa : Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan.?” Imam Muslim

Kedua, Hendaknya memilih waktu dan keadaan yang utama. 
seperti:
1. tengah malam, Rasulullah saw. bersabda:
: قال صلى الله عليه وسلم: “أقرب ما يكون الرب من العبد في جوف الليل الآخر فإن استطعت أن تكون ممن يذكر الله في تلك الساعة فكن”.
“Keadaan yang paling dekan antara Tuhan dan hambanya adalah di waktu tengah malam akhir. Jika kamu mampu menjadi bagian yang berdzikir kepada Allah, maka kerjakanlah pada waktu itu.”
Dari Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya bagian dari malam ada waktu yang apabila seorang hamba muslim meminta kebaikan kepada Allah dan sesuai dengan waktu itu, pasti Allah mengabulkannya.” Imam Ahmad menambah: “Itu terjadi di setiap malam.”
2. saat sujud. Rasulullah saw. bersabda: “Dan adapun ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah kalian berdoa, niscaya akan dijabahi doa kalian.”
3. ketika adzan. Rasulullah saw. bersabda: “Ketika seorang muadzin mengumandangkan adzan, maka pintu-pintu langit dibuka, dan doa diistijabah.”
4. antara adzan dan iqamat. Rasulullah saw. bersabda: “Doa antara adzan dan iqamat mustajab, maka berdoalah.”
5. ketika bertemu musuh. Dari Sahl bin Saad, dari Nabi saw. bersabda: “Dua keadaan yang tidak tertolak atau sedikit sekali tertotak; doa ketika adzan dan doa ketika berkecamuk perang.”
6. ketika hujan turun. Dari Sahl bin Saad dari Nabi saw. bersabda: “Dan ketika hujan turun.”
7. potongan waktu akhir di hari Jum’at. Rasulullah saw. bersabda: “Hari Jum’at 12 jam tiadalah seorang muslim yang meminta kepada Allah sesuatu, kecuali pasti Allah akan memberinya. Maka carilah waktu itu di akhir waktu bakda shalat Ashar.”
8. doa seseorang untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya. Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Darda’ berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, kecuali Malaikat berkata, bagimu seperti apa yang kamu doakan untuk saudaramu.” Dalam kesempatan yang lain Rasulullah saw. bersabda: “Doa seorang al-akh bagi saudaranya tanpa sepengetahuan dirinya tidak tertolak.”
9. hendaknya ketika tidur dalam kondisi zikir, kemudian ketika bangun malam berdoa. Dari Muadz bin Jabal dari Nabi saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang tidur dalam keadaan dzikir dan bersuci, kemudian ketika ia bangun di tengah malam, ia meminta kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah pasti mengabulkannya.”


Ketiga, Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat doa tangan.
Dari Salman Al-Farisi berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Maha Pemurah. Dia malu jika ada seseorang yang mengangkat kedua tangannya berdoa kepada-Nya, Dia tidak menerima doanya, nol tanpa hasil.”

Keempat, Dengan suara lirih, tidak keras dan tidak terlalu perlahan.
"Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan (dengan suara) perlahan-lahan.(Al-Quran; surah Al A'raaf: 55)


Rasulullah saw. bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya Dzat yang kalian berdoa kepada-Nya tidak tuli dan juga tidak tidak ada / gaib.”

Kelima, Tidak melampaui batas dalam berdoa.
Allah swt. berfirman: "Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan (dengan suara) perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Al-A’raf: 55). Contoh melampaui batas dalam berdoa adalah minta disegerakan adzab, atau doa dalam hal dosa dan memutus silaturahim dll.

Keenam, Rendah diri dan khusyu’. 
Allah swt. berfirman:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Al-Araf:55. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Anbiya’:90:
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”

Ketujuh, Sedar ketika berdoa, yakin akan dikabulkan dan benar dalam pengharapan.
عن أبى هريرة قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: “ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه”،
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Berdoalah kepada Allah, sedangkan kalian yakin akan dikabulkan doa kalian. Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”Imam Ahmad
Rasulullah saw. juga bersabda: “Jika salah satu di antara kalian berdoa, maka jangan berkata: “Ya Allah ampuni saya jika Engkau berkenan. Akan tetapi hendaknya bersungguh-sungguh dalam meminta, dan menunjukkan kebutuhan.”
Sufyan bin ‘Uyainah berkata: “Janganlah salah seorang dari kalian menahan doa apa yang diketahui oleh hatinya (dikabulkan), karena Allah swt. mengabulkan doa makhluk terkutuk, iblis laknatullah alaih. Allah swt. berfirman: “Berkata iblis: “Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: “(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh.” Al-Hijr:36-37

Kelapan, Hendaknya ketika berdoa merintih, menganggap besar apa yang didoakan dan diulang tiga kali.
Ibnu Mas’ud bekata: “Adalah Rasulullah saw. jika berdoa, berdoa tiga kali. Dan ketika meminta, meminta tiga kali. Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah satu di antara kalian meminta, maka perbanyaklah atau ulangilah, karena ia sedang meminta kepada Tuhannya.”

Kesembilan, Hendaknya ketika berdoa dimulai dengan zikir kepada Allah dan memujinya dan agar mengakhirinya dengan shalawat atas nabi saw.

Kesepuluh, Taubat dan mengembalikan hak orang yang dizhalimi.
Menghadap Allah dengan ringan.

---
Pelaburan Unit Amanah Islam PMB INVESTMENT
www.unit-amanah-islam.blogspot.com

22 Soalan-soalan Lazim Mengenai Pasaran Modal Islam





1. Apakah Majlis Penasihat Syariah (MPS) Suruhanjaya Sekuriti dan peranannya?

MPS Suruhanjaya Sekuriti ialah jawatankuasa yang telah ditubuhkan oleh SC pada tahun 1996 di bawah seksyen 18, Akta Suruhanjaya Sekuriti 1993 (SCA). MPS diberikan mandat dalam memastikan perjalanan pasaran modal Islam selaras dengan prinsip-prinsip Syariah. Bidang kuasanya ialah memberi nasihat kepada Suruhanjaya dalam semua perkara berhubung pembangunan pasaran modal Islam yang komprehensif dan bertindak sebagai pusat rujukan dalam semua isu pasaran modal Islam. Ahli MPS terdiri daripada ulama Islam dan pakar kewangan Islam.

2. Apakah sumber rujukan asas penyelidikan dalam pasaran modal Islam?

Sumber rujukan asas penyelidikan dalam pasaran modal Islam boleh dibahagikan kepada dua bahagian:

Sumber utama: al-Quran dan al-Sunnah
Sumber sokongan: Ijmak (persepakatan pendapat) , qiyas (kesimpulan secara analogi) , maslahah (kepentingan umum) dan sumber-sumber lain yang diterima oleh Syariah.

3. Apakah Senarai Sekuriti Patuh Syariah?

Senarai sekuriti patuh Syariah mengenal pasti syarikat tersenarai di Bursa Malaysia yang aktivitinya mematuhi kriteria Syariah yang ditetapkan oleh MPS.

4. Berapa kerapkah senarai Sekuriti patuh Syariah dikemaskinikan?

Senarai berkenaan dikemaskinikan dua kali setahun iaitu pada hari Jumaat terakhir bagi bulan Mei dan November setiap tahun.

5. Apakah kriteria umum Syariah yang digunakan dalam menilai sesuatu syarikat ?

Kriteria umum dalam menilai sekuriti patuh Syariah ialah syarikat itu tidak terlibat dalam aktiviti teras seperti yang berikut:

-Perkhidmatan kewangan yang berteraskan riba (faedah);
-Perjudian;
-Pengeluaran atau penjualan barangan yang tidak halal atau barangan yang berkaitan;
-Insurans konvensional;
-Aktiviti hiburan yang tidak selaras dengan Syariah;
-Pengeluaran atau penjualan barangan yang berasaskan tembakau atau barangan yang berkaitan;
-Pembrokeran atau jual beli sekuriti yang tidak diluluskan Syariah; dan
-Aktiviti lain yang didapati tidak selaras dengan Syariah.
-MPS juga mengambil kira tahap sumbangan daripada pendapatan faedah yang diperoleh syarikat hasil daripada simpanan tetap konvensional atau instrumen kewangan konvensional yang lain. Selain itu, dividen yang diterima daripada pelaburan dalam sekuriti tidak patuh Syariah juga diambil kira dalam kajian yang dijalankan oleh MPS.

Bagi syarikat yang menjalankan aktiviti bercampur di antara aktiviti yang selaras dan tidak selaras dengan Syariah, MPS mempertimbangkan dua kriteria tambahan iaitu:

pandangan masyarakat umum tentang imej syarikat berkenaan mestilah baik; dan aktiviti teras syarikat penting dan mempunyai maslahah (kepentingan umum) kepada umat Islam dan negara manakala unsur yang tidak selaras dengan Syariah adalah amat kecil dan melibatkan perkara 'umum balwa (perkara terlarang yang sukar dielakkan), 'uruf (amalan kebiasaan) dan hak-hak masyarakat bukan Islam yang diperakui oleh Islam.

6. Apakah tanda aras yang digunakan bagi menentukan percampuran sumbangan yang dibolehkan daripada aktiviti selaras dan tidak selaras dengan Syariah?

Untuk penentuan percampuran sumbangan yang dibolehkan daripada aktiviti selaras dan tidak selaras dengan Syariah kepada perolehan dan keuntungan sebelum cukai sesebuah syarikat, MPS telah menetapkan beberapa tanda aras tertentu mengikut ijtihad (proses mengeluarkan pendapat daripada sumber Syariah oleh ulama yang layak). Sekiranya sumbangan daripada aktiviti yang tidak selaras melebihi tanda aras yang telah ditetapkan, maka sekuriti syarikat tersebut akan diklasifikasikan sebagai sekuriti tidak patuh Syariah. Tanda aras tersebut adalah seperti yang berikut

a) Tanda aras lima peratus

Tanda aras ini digunakan bagi mengukur tahap percampuran sumbangan aktiviti yang jelas keharamannya (tidak selaras dengan Syariah) seperti riba (syarikat berasaskan faedah seperti bank konvensional), judi, minuman keras dan daging babi.

b) Tanda aras 10 peratus

tanda aras ini digunakan bagi mengukur tahap percampuran sumbangan aktiviti yang melibatkan unsur "umum balwa" iaitu perkara terlarang yang melibatkan kebanyakan orang dan sukar untuk dielakkan. Contoh sumbangan tersebut ialah pendapatan faedah daripada simpanan tetap dalam bank konvensional. Tanda aras ini juga digunakan bagi aktiviti yang melibatkan tembakau.

(c) Tanda aras 20 peratus

Tanda aras ini digunakan bagi mengukur tahap percampuran sumbangan terima sewaaan daripada aktiviti tidak patuh Syariah seperti sewaan premis yang menjalankan aktiviti perjudian, jualan arak dan sebagainya.

d) Tanda aras 25 peratus

Tanda aras ini digunakan bagi mengukur tahap percampuran sumbangan aktiviti yang secara umumnya selaras dengan Syariah dan mempunyai maslahah (kepentingan umum), namun terdapat unsur lain yang boleh menjejaskan status Syariah aktiviti berkenaan. Antara aktiviti yang mempunyai tanda aras ini ialah aktiviti pengendalian hotel dan pusat peranginan, perniagaan saham, pembrokeran dan sebagainya kerana aktiviti tersebut berkemungkinan melibatkan aktiviti lain yang tidak selaras dengan Syariah.

7. Apakah nasihat MPS kepada pelabur yang melabur dalam sekuriti patuh Syariah, tetapi kemudiannya sekuriti tersebut bertukar statusnya kepada 'tidak patuh'?

Sekiranya ketika pengumuman dikeluarkan, nilai sekuriti yang dipegang melebihi kos pembelian asal, pelabur yang memegang sekuriti tidak patuh Syariah hendaklah melupuskannya. Sebarang keuntungan modal yang diperoleh daripada pelupusan sekuriti tidak patuh Syariah pada masa pengumuman dibuat boleh diambil oleh pelabur. Walau bagaimanapun, sekiranya pelupusan sekuriti yang tidak patuh berkenaan dibuat selepas hari pengumuman, maka lebihan keuntungan modal daripada perbezaan harga semasa pasaran dengan harga penutup pada hari pengumuman hendaklah disalurkan kepada badan kebajikan.


Sebaliknya, pelabur dibenarkan untuk memegang sekuriti tersebut sekiranya nilai sekuriti yang dipegang lebih rendah daripada kos pembelian asal. Dalam tempoh pegangan itu, pelabur juga dibenarkan untuk menerima dividen sehingga jumlah keseluruhan dividen yang diterima dan nilai pasaran sekuriti yang tidak diluluskan tersebut menyamai kos pembelian asal. Pada ketika itu, pelabur dinasihatkan untuk melupuskan sekuriti tersebut.

8. Apakah kos pembelian asal?

Kos pembelian asal merupakan kos pembelian sekuriti termasuk kos pembrokeran dan kos transaksi yang berkaitan.

9. Apakah yang perlu pelabur lakukan sekiranya mereka ditawarkan terbitan hak, terbitan bonus, terbitan istimewa atau waran oleh syarikat tidak patuh Syariah yang dipegangnya?

Pelabur dibenarkan untuk melanggan:

sebarang terbitan sekuriti baru oleh syarikat yang sekuriti tidak diluluskan dipegang oleh pelabur, contohnya terbitan hak, terbitan bonus, terbitan istimewa dan waran (tidak termasuk sekuriti yang tidak patuh Syariah seperti ICULS); dan sekuriti syarikat lain yang ditawarkan oleh syarikat yang sekuriti tidak patuh Syariah dipegang oleh pelabur, dengan syarat ia digunakan untuk mempercepatkan proses pelupusan sekuriti-sekuriti yang tidak diluluskan. Bagi sekuriti syarikat lain (seperti yang dinyatakan pada (b) di atas), sekuriti tersebut mestilah patuh Syariah.

10. Apakah yang pelabur perlu lakukan sekiranya mereka melabur dalam sekuriti yang tidak diluluskan?

MPS menasihatkan supaya pelabur melupuskan semua sekuriti yang tidak patuh Syariah dalam tempoh tidak melebihi satu bulan selepas mengetahui status sekuriti tersebut. Sebarang keuntungan dalam bentuk keuntungan modal atau dividen yang diperoleh ketika atau selepas pelupusan sekuriti berkenaan hendaklah disalurkan kepada badan kebajikan. Pelabur hanya berhak untuk memperoleh kembali kos pembelian asal sahaja.

11. Apakah orang bukan Islam boleh menjual dan membeli sekuriti patuh Syariah?

Pelaburan dalam sekuriti patuh Syariah tidak hanya terhad kepada pelabur Muslim sahaja kerana sekuriti patuh Syariah merupakan sebahagian daripada sekuriti yang disenaraikan di Bursa Malaysia. Oleh itu, orang Islam dan bukan Islam boleh melabur dalam sekuriti tersebut.

12. Apakah Indeks Syariah Kuala Lumpur (KLSI) dan apakah sekuriti yang menjadi komponen dalam indeks tersebut?

KLSI telah dilancarkan pada 17 April 1999 untuk memenuhi permintaan pelabur tempatan dan pelabur asing yang ingin melabur dalam sekuriti yang selaras dengan prinsip Syariah. Ia digunakan sebagai tanda aras bagi mengukur prestasi sekuriti patuh Syariah dan membuat keputusan yang bijak berdasarkan maklumat.

13. Selain daripada senarai sekuriti patuh Syariah, apakah instrumen lain yang diluluskan oleh MPS?

Sejak penubuhan MPS, beberapa instrumen pasaran modal telah dikaji dan diluluskan seperti yang berikut:

-Saham biasa
-Hak Langganan Boleh Pindah
-Waran Panggilan
-Saham Keutamaan Tidak Kumulatif
-Keutamaan Saham Boleh Tebus
-Kontrak Niaga Hadapan Minyak Kelapa Sawit Mentah
-Kontrak Niaga Hadapan Minyak Isirung Kelapa Sawit Mentah
-Bon tanda aras Khazanah
-Pensekuritian Aset Islam/Pensekuritian Hutang Islam
-SSF (Kontrak Niaga Hadapan Saham Tunggal (jika pendasarnya merupakan instrumen patuh Syariah))
-Kontrak Niaga Hadapan Indeks (jika pendasarnya merupakan instrumen patuh Syariah)

14. Adakah terdapat perkhidmatan pembrokeran Islam dalam industri?

Ya. Perkhidmatan pembrokeran Islam menyediakan medium perhubungan untuk para pelabur Muslim untuk berjual beli dan melabur dalam pasaran modal. Ia bermula dengan penubuhan BIMB Securities Sdn Bhd yang merupakan syarikat pembrokeran Islam sepenuhnya pada tahun 1994. Selain daripada syarikat broker saham ini, terdapat syarikat pembrokeran konvensional yang mula menunjukkan minat dalam perkhidmatan pembrokeran Islam.


15. Apakah skim unit amanah Islam?

Skim unit amanah Islam ialah dana pelaburan kolektif yang menawarkan kepada pelabur peluang untuk melabur dalam pelbagai portfolio sekuriti patuh Syariah serta diuruskan oleh pengurus dana profesional menurut prinsip Syariah. Skim unit amanah Islam ini perlu melantik jawatan kuasa Syariah atau penasihat Syariah seperti yang terkandung dalam perenggan 6.04 garis panduan "Guidelines on Unit Trust Funds" bagi memastikan pelaksanaannya berlandaskan prinsip Syariah. Skim ini terdapat dalam pelbagai bentuk seperti dana ekuiti Islam, dana sukuk, dana indeks Islam dan sebagainya.


16. Apakah syarat-syarat untuk melantik jawatan kuasa Syariah dan penasihat Syariah bagi skim unit amanah Islam ?

Jawatan kuasa Syariah dan penasihat Syariah bagi skim unit amanah Islam mesti diluluskan oleh SC dan memenuhi kriteria seperti yang terkandung dalam perenggan 6.05 garis panduan Guidelines on Unit Trust Funds .

Bagi jawatan kuasa Syariah yang dilantik, mestilah dianggotai oleh sekurang-kurangnya tiga orang individu yang bebas daripada syarikat pengurusan dan didaftarkan dengan SC. Dalam hal penasihat Syariah (syarikat) pula, syarikat tersebut mesti mempunyai sekurang-kurangnya seorang pegawai sepenuh masa dalam syarikat berkenaan yang ditugaskan khas untuk bertanggung jawab ke atas perkara yang berkaitan dengan Syariah bagi dana tersebut.

Untuk memohon kelulusan daripada SC, individu atau syarikat perlu menulis permohonan kepada:

Ketua
Pasaran Modal Islam
Suruhanjaya Sekuriti
No 3, Persiaran Bukit Kiara
Bukit Kiara
50490 Kuala Lumpur.

17. Bagaimana bon distrukturkan menurut prinsip Syariah dan apakah yang membezakannya dengan bon konvensional ?

Sukuk distrukturkan dengan aset patuh Syariah melalui kontrak pertukaran tertentu. Kontrak tersebut boleh diwujudkan melalui jual beli aset dengan bayaran tertangguh, pajakan aset atau penyertaan dalam perniagaan usaha sama. Oleh itu, penerbitan sukuk bukanlah berdasarkan pertukaran kertas untuk wang yang melibatkan faedah. Ia lebih merupakan pertukaran aset patuh Syariah untuk mendapatkan pembiayaan menggunakan berbagai-bagai prinsip Syariah seperti bai' bithaman ajil (BBA), murabahah, ijarah, mudharabah dan musyarakah yang membolehkan pelabur memperoleh keuntungan melalui transaksi berkenaan.

18. Siapa yang mempunyai kuasa untuk menentukan bahawa sesuatu bon distrukturkan menurut prinsip Syariah?

Penerbitan sukuk dikawal selia oleh SC melalui rangka kerja bawah Guidelines on the Offering of Islamic Securities (Garis panduan). Oleh itu, sebagaimana yang dinyatakan oleh Garis panduan berkenaan, struktur sukuk perlu disahkan dan diluluskan oleh penasihat Syariah yang dilantik oleh penerbit. Penasihat Syariah ini merupakan sama ada penasihat Syariah bebas yang telah diluluskan oleh SC atau jawatan kuasa Syariah bagi institusi kewangan yang menjalankan aktiviti perbankan Islam yang diluluskan boleh Bank Negara.

19. Apakah prinsip Syariah yang boleh digunakan dalam menstrukturkan sukuk?

Sukuk boleh distrukturkan dengan menggunakan pelbagai prinsip dan konsep Syariah yang disenaraikan dalam Lampiran 1 Garis panduan. Prinsip dan konsep ini telah disahkan oleh MPS dan dirasakan sesuai untuk penstrukturan sukuk. Walau bagaimanapun, perundingan awalan dengan MPS juga diperlukan sekiranya penerbit menggunakan prinsip dan konsep yang berlainan dengan yang tersenarai pada Lampiran 1 berkenaan. Perundingan ini juga digalakkan untuk penggunaan sebarang prinsip dan konsep yang disenaraikan pada Lampiran 1 tetapi masih belum diamalkan di pasaran.

20. Siapakah yang layak untuk menjadi penasihat Syariah bebas bagi sukuk dan apakah syarat-syaratnya?

Individu boleh diluluskan oleh SC untuk menjadi penasihat Syariah bagi sukuk apabila memenuhi kriteria seperti yang terkandung dalam perenggan 6.01 Garis panduan. Bagi syarikat pula, kriteria yang terkandung dalam perenggan 6.02 perlu dipenuhi. Untuk memohon kelulusan daripada SC, individu atau syarikat perlu menulis permohonan kepada:

Ketua
Jabatan Pasaran Modal Islam
Suruhanjaya Sekuriti
No 3, Persiaran Bukit Kiara
Bukit Kiara
50490 Kuala Lumpur.

21. Keputusan MPS berkaitan sukuk

a) Jual hutang ( bai' dayn )
MPS bersetuju untuk menerima prinsip bai' dayn iaitu jual hutang sebagai salah satu konsep yang digunakan dalam membangunkan instrumen pasaran modal Islam. Ini bersandarkan kepada pendapat sebahagian daripada ulama fikah yang membenarkan konsep ini dengan beberapa syarat. Dalam konteks pasaran modal, syarat ini boleh dipenuhi apabila terdapatnya sistem pengawalseliaan yang telus, yang boleh memelihara maslahah (kepentingan umum) peserta pasaran.


b) Sukuk tanda aras Islam

Sukuk tanda aras Islam yang juga dikenali sebagai Bon Khazanah adalah selaras dengan Syariah. Bon ini distrukturkan berdasarkan kepada prinsip murabahah.

c) Sukuk mudharabah dengan pensekuritian sewa beli Islam
MPS meluluskan konsep dan mekanisme yang digunakan dalam penerbitan sukuk berdasarkan kepada prinsip mudharabah melalui pensekuritian sewa beli Islam. Pembelian sewa beli Islam adalah berdasarkan kepada konsep Syariah jual hutang (bai' dayn).

d) Prinsip ittifaq dhimni

MPS telah meluluskan prinsip ittifaq dhimni dalam menstrukturkan sukuk. Ittifaq dhimni merujuk kepada persefahaman yang wujud sebelum sesuatu kontrak termeterai. Pembeli dan penjual telah membuat perjanjian terdahulu untuk menjual aset pada harga tertentu dan membeli semula (aset tersebut) pada harga tertentu. Dalam konteks ini peniaga utama yang telah berjaya mendapatkan tender akan membeli aset yang telah dibida. Ini merujuk kepada pesefahaman dalam transaksi jual beli selaras dengan konsep bai' muzayadah. Kebiasaannya, dalam konteks pembentukan sukuk tanda aras Islam, ia melibatkan lebih daripada seorang peniaga utama yang berjaya membeli sesuatu aset. Oleh itu, beberapa peniaga utama ini akan menjadi rakan kongsi dalam pembelian aset tersebut menurut bahagian mereka.

e) Dha' wa ta'ajjal
MPS telah bersetuju menerima penggunaan konsep dha' wa ta'ajjal dalam memajukan instrumen pasaran modal Islam. Dha' wa ta'ajjal adalah perlakuan pemiutang yang melupuskan sebahagian daripada hutangnya sekiranya penghutang menjelaskan bakinya dengan lebih cepat.

f) Jaminan pihak ketiga ke atas modal

Penerbit sukuk dibenarkan untuk mengunakan jaminan pihak ketiga ke atas modal yang dilaburkan menggunakan prinsip mudharabah/musyarakah. Mereka juga bersetuju bahawa fi (ujrah) dibenarkan untuk dibayar kepada penjamin dengan syarat jaminan tidak berasaskan kepada rekursi, iaitu pelabur tidak boleh menuntut daripada penerbit sekiranya perniagaan tersebut mengalami kerugian kerana jaminan akan diberikan oleh penjamin. Pelabur juga dibenarkan untuk meminta cagaran daripada penerbit memandangkan kemungkinan berlakunya kecuaian yang nyata daripada penerbit.

g) Anugerah kerajaan (iqta' )

Semua kontrak yang dianugerahkan oleh kerajaan seperti kontrak konsesi, pembinaan, bekalan dan perkhidmatan diterima sebagai aset pendasar yang diluluskan untuk menstrukturkan sukuk. Prinsip yang sama boleh juga gunakan kepada kontrak yang dianugerahkan oleh kerajaan negeri, agensi kerajaan dan syarikat yang berkaitan dengan kerajaan. Keputusan ini dibuat berlandaskan prinsip anugerah kerajaan (iqta').

h) Ganti rugi dan potongan

Pelabur sukuk dibenarkan untuk mengenakan ganti rugi ( ta'widh) bagi kelewatan dan kegagalan bayaran oleh penerbit sukuk. Ta'widh boleh dikenakan setelah didapati terdapat unsur mumathil (sengaja melengah-lengahkan bayaran) pihak penerbit untuk menjelaskan bayaran pokok dan keuntungan. Kadar ta'widh untuk bayaran lewat ke atas keuntungan ialah 1% setahun daripada jumlah yang tertunggak dan tidak boleh dikompaunkan. Sementara kadar ta'widh bagi kegagalan untuk menyelesaikan bayaran pokok adalah berdasarkan kepada kadar pasaran dalam pasaran wang Islam antara bank dan ia juga tidak boleh dikompaunkan.

Di samping itu, sekiranya diminta oleh penerbit sukuk untuk penyelesaian awal, potongan ( ibra') dibenarkan untuk diberikan kepada pelabur.

i) Potongan ( ibra')

MPS telah memutuskan bahawa klausa ibra' (potongan) bagi penyelesaian awal boleh dimasukkan dalam dokumen perundangan utama bagi transaksi sukuk. Keputusan dibuat berdasarkan kepada prinsip 'uruf (amalan kebiasaan), maslahah (kepentingan umum) dan untuk menghindari gharar (ketidakpastian). Peruntukan ibra' dalam dokumen perundangan utama dianggap sebagai syart (syarat) yang selaras dengan muqtadha al-'aqd (tujuan kontrak). Walau bagaimanapun, MPS menasihatkan bahawa peruntukan ibra' hendaklah diasingkan daripada bahagian harga dalam dokumen utama, yang mana peruntukan ibra' boleh dimasukkan dalam seksyen bayaran dan penyelesaian.

j) "When Issue" (WI)

Proses "When Issue" (WI) bagi penerbitan sukuk dalam pasaran utama adalah diluluskan Syariah. Keputusan ini dibuat atas dasar bahawa tidak terdapatnya unsur riba dan gharar (ketidakpastian) dalam proses WI.

k) Penetapan harga aset

MPS telah mengeluarkan garis panduan bagi penentapan harga aset sukuk bagi memudah cara proses penentuan harga belian bagi sesuatu aset yang dijadikan sebagai aset pendasar bagi sukuk yang distrukturkan di bawah prinsip ijarah, bai' bithaman ajil, bai' 'inah dan murabahah.

MPS memutuskan bahawa harga belian bagi aset, sekiranya dijual melebihi daripada harga pasaran, hendaklah tidak melebihi 1.33 kali ganda (satu dan satu per tiga) harga pasaran. Sebaliknya, sekiranya aset tersebut dijual pada kadar diskaun, harga belian tersebut hendaklah tidak kurang daripada 0.67 kali ganda (dua per tiga) harga pasaran.

Bagi memudahcarakan lagi proses penetapan harga, MPS memutuskan sekiranya harga pasaran sesuatu aset tidak dapat dipastikan, maka harga saksama atau harga lain yang dirasakan sesuai boleh diguna pakai selagi ia berasaskan kepada konsep reda meredai dan dinilai menggunakan kaedah penilaian yang bersesuaian.

l) Pensekuritian aset Islam

MPS memutuskan bahawa pensekuritian aset dibenarkan sekiranya aset pendasar instrumen berkenaan selaras dengan Syariah. Walau bagaimanapun, aset dalam bentuk hutang seperti terimaan murabahah dan bai' bithaman ajil tidak boleh disekuritikan untuk tujuan penerbitan sekuriti bersandarkan aset Islam yang distrukturkan menggunakan prinsip hutang murabahah dan bai' bithaman ajil.

m) Pemajakan belum terima konvensional tidak boleh digunakan sebagai aset pendasar bagi sukuk

Pihak yang menerbitkan sukuk perlu menggunakan perolehan belum terima daripada urus niaga berprinsip Islam, seperti perolehan belum terima daripada urus niaga ijarah, sebagai aset pendasar. Keputusan ini dibuat bagi menggalakkan lagi pembangunan instrumen Islam, terutama yang berasaskan ijarah.

n) Mekanisma kadar terapung

MPS telah memutuskan bahawa mekanisma kadar terapung boleh digunakan untuk sukuk yang berasaskan kepada Bai' Bithaman Ajil , murabahah and istisna'. Kebenaran ini berasaskan kepada penggunaan elemen rebat ( ibra') dalam menentukan kadar keuntungan efektif untuk sukuk. Kadar keuntungan efektif ini akan menjadi rujukan kepada pergerakan kadar pasaran.

o) Isu ketakpastian ke atas pemilikan barangan ( ghair mustaqir ) bawah prinsip pesanan belian ( istisna' ) dalam struktur sukuk

Urus niaga istisna' dalam struktur sukuk lazimnya bersandarkan dan disokong oleh proses dan klausa perundangan untuk melindungi pihak terlibat dalam urus niaga tersebut. Ini seterusnya disokong oleh rangka kerja perundangan dan kawal selia yang berkenaan sebagaimana yang diperuntukkan oleh pihak berkuasa. Oleh itu, elemen berkaitan ghair mustaqir atau ketidakpastian dihapuskan. Sebagai tambahan, ciri-ciri prinsip istisna' adalah berbeza berbanding dengan prinsip belian terdahulu ( salam ). Elemen ghair mustaqir selalunya hanya berkaitan dengan prinsip salam .

22. Keputusan MPS berkaitan dana unit amanah Islam

a) Dana Jaminan Modal
Konsep dan struktur bagi dana jaminan modal konvensional boleh diguna pakai untuk dana jaminan modal berasaskan Syariah. Ini termasuk penggunaan jaminan pihak ketiga dan fi penjamin. Namun, dana jaminan modal berasaskan Syariah perlu mematuhi syarat Syariah yang lain termasuk pelaburan dalam instrumen patuh Syariah.

b) Pelaburan dalam sekuriti yang tidak patuh oleh dana unit amanah Islam
Jika dana unit amanah Islam melabur dalam sekuriti yang tidak patuh kerana pengurus unit amanah melanggar surat ikatan amanah, apa jua kerugian harus ditanggung oleh pengurus unit amanah dan tidak boleh dicaj kepada dana, kerana tidak wajar kerugian tersebut ditanggung oleh pelabur/pemegang unit.

(Suruhanjaya Sekuriti Malaysia)


----------  
CEO / Consultant: http://ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting: http://alfalahconsulting.com 
Islamic investment: http://islamic-invest-malaysia.com
Upcoming Events on Islamic Finance, Wealth Management, Business, Management, Motivational Alfalah Consulting, KL-Malaysia: www.alfalahconsulting.com

Please Join my facebook's fan page