Latest

Thursday, February 04, 2021

Full moon above Masjidil Nabawi and Masjidil Haram

Solat sunat witir dilakukan sebelum tidur atau di akhir malam?


Solat sunat witir dilakukan sebelum tidur atau di akhir malam?

Nabi bertanya kepada dua shahabatnya yang mulia, Abu Bakar As-Shiddiq -radhiyallahu ‘anhu- dan Umar bin Khathab -radhiyallahu ‘anhu-

Dari Jaabir bin ‘Abdillah, ia berkata:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Abu Bakr:
“Bila engkau biasa shalat witir ?”. Ia menjawab : “Awal waktu malam setelah ‘atamah (shalat ‘Isyaa’)”. 
Beliau melanjutkan:
“Lalu engkau ‘Umar?” Ia menjawab: “Di akhir waktu malam.” Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Adapun engkau wahai Abu Bakr, telah mengambil langkah berhati-hati. Dan engkau wahai ‘Umar, telah melakukannya dengan kekuatan” 
[Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 1202; shahih].

Tanggapan Nabi s.a.w untuk kedua jawapan shahabatnya yang mulia bukanlah suatu kalimat umpatan atau pun celaan apalagi protes dan menyalahkan tapi itu adalah pujian untuk kedua shahabatnya yang mulia.

Ketika Saidina Abu Bakr shalat di awal malam (sebelum tidur) kerana khawatir luput dari bangun malam (tahajud), ini sebagai bentuk berhati-hati.

Sedangkan Saidina Umar yang yakin boleh bangun malam (tahajud), nantinya shalat witir di akhir malam (saat tahajud). Ini sebagai sikap yakin yang kuat dari Saidina Umar.
.
Dari hadis di atas boleh dibuat kesimpulan bahawasanya shalat witir punya dua waktu pengerjaan, boleh di awal malam setelah Isya' (sebelum tidur) dan nanti di akhir malam saat bangun shalat tahajud dan inilah yang lebih utama. Di samping itu, shalat witir di awal malam dan akhir malam masing-masing memiliki keutamaan.

Dari Jaabir, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang khawatir tidak dapat bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir di awal malam. Dan barangsiapa merasa ingin bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir di akhir malam; kerana sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat). Dan itulah yang lebih utama.” 
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 755]. Wallahu a'lam [disadur dari : abul-jauzaa']

والله أعلم بالصواب

Please Join my facebook's fan page