Latest

Monday, May 02, 2011

Asma al-Husna: 99 Beautiful names of Allah (SWT)




وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا
The most beautiful names belong to Allah: so call on him by them. 
(The Noble Qur'an, Al-A'raf, 7: 180)


1 Allah (الله) The Greatest Name
2 Ar-Rahman (الرحمن) The All-Compassionate
3 Ar-Rahim (الرحيم) The All-Merciful
4 Al-Malik (الملك) The Absolute Ruler
5 Al-Quddus (القدوس) The Pure One
6 As-Salam (السلام) The Source of Peace
7 Al-Mu'min (المؤمن) The Inspirer of Faith
8 Al-Muhaymin (المهيمن) The Guardian
9 Al-Aziz (العزيز) The Victorious
10 Al-Jabbar (الجبار) The Compeller
11 Al-Mutakabbir (المتكبر) The Greatest
12 Al-Khaliq (الخالق) The Creator
13 Al-Bari' (البارئ) The Maker of Order
14 Al-Musawwir (المصور) The Shaper of Beauty
15 Al-Ghaffar (الغفار) The Forgiving
16 Al-Qahhar (القهار) The Subduer
17 Al-Wahhab (الوهاب) The Giver of All
18 Ar-Razzaq (الرزاق) The Sustainer
19 Al-Fattah (الفتاح) The Opener
20 Al-`Alim (العليم) The Knower of All
21 Al-Qabid (القابض) The Constrictor
22 Al-Basit (الباسط) The Reliever
23 Al-Khafid (الخافض) The Abaser
24 Ar-Rafi (الرافع) The Exalter
25 Al-Mu'izz (المعز) The Bestower of Honors
26 Al-Mudhill (المذل) The Humiliator
27 As-Sami (السميع) The Hearer of All
28 Al-Basir (البصير) The Seer of All
29 Al-Hakam (الحكم) The Judge
30 Al-`Adl (العدل) The Just
31 Al-Latif (اللطيف) The Subtle One
32 Al-Khabir (الخبير) The All-Aware
33 Al-Halim (الحليم) The Forbearing
34 Al-Azim (العظيم) The Magnificent
35 Al-Ghafur (الغفور) The Forgiver and Hider of Faults
36 Ash-Shakur (الشكور) The Rewarder of Thankfulness
37 Al-Ali (العلى) The Highest
38 Al-Kabir (الكبير) The Greatest
39 Al-Hafiz (الحفيظ) The Preserver
40 Al-Muqit (المقيت) The Nourisher
41 Al-Hasib (الحسيب) The Accounter
42 Al-Jalil (الجليل) The Mighty
43 Al-Karim (الكريم) The Generous
44 Ar-Raqib (الرقيب) The Watchful One
45 Al-Mujib (المجيب) The Responder to Prayer
46 Al-Wasi (الواسع) The All-Comprehending
47 Al-Hakim (الحكيم) The Perfectly Wise
48 Al-Wadud (الودود) The Loving One
49 Al-Majid (المجيد) The Majestic One
50 Al-Ba'ith (الباعث) The Resurrector
51 Ash-Shahid (الشهيد) The Witness
52 Al-Haqq (الحق) The Truth
53 Al-Wakil (الوكيل) The Trustee
54 Al-Qawiyy (القوى) The Possessor of All Strength
55 Al-Matin (المتين) The Forceful One
56 Al-Waliyy (الولى) The Governor
57 Al-Hamid (الحميد) The Praised One
58 Al-Muhsi (المحصى) The Appraiser
59 Al-Mubdi' (المبدئ) The Originator
60 Al-Mu'id (المعيد) The Restorer
61 Al-Muhyi (المحيى) The Giver of Life
62 Al-Mumit (المميت) The Taker of Life
63 Al-Hayy (الحي) The Ever Living One
64 Al-Qayyum (القيوم) The Self-Existing One
65 Al-Wajid (الواجد) The Finder
66 Al-Majid (الماجد) The Glorious
67 Al-Wahid (الواحد) The One, the All Inclusive, The Indivisible
68 As-Samad (الصمد) The Satisfier of All Needs
69 Al-Qadir (القادر) The All Powerful
70 Al-Muqtadir (المقتدر) The Creator of All Power
71 Al-Muqaddim (المقدم) The Expediter
72 Al-Mu'akhkhir (المؤخر) The Delayer
73 Al-Awwal (الأول) The First
74 Al-Akhir (الأخر) The Last
75 Az-Zahir (الظاهر) The Manifest One
76 Al-Batin (الباطن) The Hidden One
77 Al-Wali (الوالي) The Protecting Friend
78 Al-Muta'ali (المتعالي) The Supreme One
79 Al-Barr (البر) The Doer of Good
80 At-Tawwab (التواب) The Guide to Repentance
81 Al-Muntaqim (المنتقم) The Avenger
82 Al-'Afuww (العفو) The Forgiver
33 Ar-Ra'uf (الرؤوف) The Clement
84 Malik-al-Mulk (مالك الملك) The Owner of All
85 Dhu-al-Jalal wa-al-Ikram (ذو الجلال و الإكرام) The Lord of Majesty and Bounty
86 Al-Muqsit (المقسط) The Equitable One
87 Al-Jami' (الجامع) The Gatherer
88 Al-Ghani (الغنى) The Rich One
89 Al-Mughni (المغنى) The Enricher
90 Al-Mani'(المانع) The Preventer of Harm
91 Ad-Darr (الضار) The Creator of The Harmful
92 An-Nafi' (النافع) The Creator of Good
93 An-Nur (النور) The Light
94 Al-Hadi (الهادي) The Guide
95 Al-Badi (البديع) The Originator
96 Al-Baqi (الباقي) The Everlasting One
97 Al-Warith (الوارث) The Inheritor of All
98 Ar-Rashid (الرشيد) The Righteous Teacher
99 As-Sabur (الصبور) The Patient One



(http://ahmad-sanusi-husain.com)


----------  
CEO / Consultant: http://ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting: http://alfalahconsulting.com 
Islamic investment: http://islamic-invest-malaysia.com

40 Kemuliaan Selawat Kepada Nabi SAW dan Kelebihan Bagi Orang Yang Mengamalkannya


Rasullulah SAW bersabda: "Shalawat kalian kepadaku itu merupakan pengawal bagi do'a kalian, perolehan keridha'an Tuhan kalian dan pembersih amal-amal kalian." (H.R. Al-Dailamy RA dari Amirul Mu'minin Ali, karramullahu wajhahu).

Nabi SAW bersabda: "Hiasilah ruang perternuan kalian dengan bershalawat kepadaku. Sesungguhnya bacaan shalawat kalian kepadaku itu dapat menjadi cahaya di Hari Kiamat." (H.R. Al-Dailami RA dari lbnu Umar RA).

Nabi SAW bersabda pula: "Sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang bertebaran di muka bumi yang bertugas menyarnpaikan kepadaku shalawatnya orang dari umatku yang bershalawat kepadaku." (Dikeluarkan oleh Al-Darulquthny RA dari lmam Ali KW).

Antara selawat (shalawat) yang ringkas ialah:   Allahumma sholli a'laa Sayyidina Muhammad wa a'laa ali Sayyidina Muhammad (ya Allah kurniakanlan rahmat ke atas Junjungan Besar Nabi Muhammad dan ke atas keluarga Junjungan Besar Nabi Muhammad).



Berikut ini diketengahkan 40 manfaat yang didapat dari selawat (shalawat) dan salam kepada Sayyidina Muhammad SAW yang banyak disebut oleh para ulama, khususnya Allamah lbnul -Qayyim dan Al-Hafidz lbnu Hajar Al-Haitsamy antara lain:

1. Mematuhi perintah Allah SWT.
2. Bershalawat kepada Nabi SAW adalah sesuai dengan perintah Allah SWT (di dalam Al Qur’an), meskipun berbeda makna antara shalawat yang dari kita (umat Nabi Muhammad SAW) dan shalawat yang dari Allah SWT. Shalawat yang dari kita berarti doa dan permohonan, sedangkan shalawat yang dari Allah SWT berarti pujian dan pemuliaan.
3. Sesuai dengan yang dilakukan oleh para malaikat.
4. Orang yang bershalawat satu kali mendapat balasan sepuluh shalawat dari Allah SWT.
5. Orang yang bershalawat beroleh peningkatan derjat sepuluh kali.
6. Baginya dicatat sepuluh kebajikan.
7. Dihapus sepuluh amal keburukannya.
8. Doanya dapat diharap akan terkabul, kerana shalawat akan memanjatkan doanya dan menghadapkannya kepada Allah Rabbul’alamin. Sebelum orang yang berdoa bershalawat lebih dahulu, doanya berhenti terkatung-katung di antara bumi dan langit.
9. Dapat menjadi sarana (cara) untuk mendapat syafaat Nabi SAW Jika shalawat itu disertakan doa mohon wasilah atau diucapkan tersendiri.
10. Shalawat merupakan sarana untuk beroleh ampunan dosa.
11. Shalawat juga merupakan sarana bagi hamba Altah SWT untuk beroleh pertolongan-Nya agar tercukupi keperluannya.

12. Selawat merupakan sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada Hari Kiamat. 


Sabda Rasulullah (S.A.W.) yang bermaksud: “Sesungguhnya manusia yang paling utama denganku pada hari kiamat ialah yang paling banyak berselawat ke atasku”. 
[Hadith riwayat Imam Tirmizi daripada Abdullah bin Mas’ud r.a]

13. Berfungsi sebagai sedekah bagi orang yang kesulitan hidup.
14. Shalawat juga merupakan sarana untuk beroleh pertolongan Allah SWT agar tercukupi keperluan-keperluannya.
15. Shalawat juga merupakan sarana untuk mendapat rahmat Allah SWT dan doa malaikat.
16. Shalawat berfungsi sebagai zakat dan thaharah.
17. Shalawat merupakan sarana yang mendatangkan kabar gembira (tabsyir)  bagi hamba Allah SWT sebelum wafat, bahwa ia akan masuk surga. (Demikianlah disebut oleh Al-Halidz Abu Musa, berikut hadisnya, di dalam kitab yang ditulisnya).
18. Shalawat juga merupakan sarana yang dapat menghindarkan hamba Allah SWT dari ketakutan hebat pada Hari Kiamat. (di dalam kitab yang ditulisnya pula).
19. Shalawat dan salam merupakan sebab untuk mendapat balasan jawaban yang sama dari Nabi SAW.
20. Shalawat juga merupakan sarana bagi hamba Allah SWT untuk dapat mengingat kembali hal-hal yang terlupakan.
21. Shalawat juga merupakan sarana bagi terwujudnya suasana yang baik di dalam suatu majlis (pertemuan). Selain itu shalawat juga akan meniadakan perasaan menyesal pada Hari Kiamat.
22. Shalawat juga merupakan sarana untuk terhindar dari kemelaratan.
23. Pada saat-saat seorang hamba Allah SWT teringat kepada Nabi SAW lalu segera mengucapkan shalawat dan salam kepada Beliau, ia akan terjauhkan dari watak kikir.
24. Orang yang menderita kehinaan karana tidak mengucapkan shalawat dan salam pada saat mendengar nama Nabi SAW disebut-sebut, penderitaannya itu akan dapat disingkirkan dengan jalan banyak-banyak bershalawat kepada Rasu lallah SAW.
25. Shalawat akan mengantarkan orang yang selalu mengucapkannya ke syurga, sedangkan orang yang meninggal-kan shalawat ia akan tersesatkan dari jalan ke surga.
26. Shalawat akan menyelamatkan kepengapan suatu majlis (pertemuan) yang di dalamnya tak disebut-sebut Allah dan Rasul-Nya, atau majlis yang di dalamnya tidak terdengar suara yang berpuji syukur kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
27. Shalawat merupakan sebab bagi timbulnya pancaran sinar cahaya pada saat hamba Allah SWT yang selalu mengucapkannya sedang berjalan di atas shirath. (Hal itu dikemukakan juga oleh Abu Musa dan lain-lain).
28. Shalawat merupakan kesempurnaan kalam (khutbah dan lain sebagainya) yang diawali dengan puji syukur kepada Allah SWT dan shalawat kepada Rasul-Nya.
29. Shalawat merupakan sarana bagi seseorang untuk meninggalkan wataknya yang bengis.
30. Shalawat juga merupakan sarana melestarikan pujian baik dari Allah SWT kepada hamba-Nya di kalangan para penghuni langit dan bumi. Sebab, orang yang bershalawat berarti ia mohon kepada Allah SWT agar berkenan memuji, menghormati dan memuliakan Beliau. Kerana bersalawat itu merupakan amal yang baik, maka sudah tentu orang yang mengamalkannya beroleh ganjaran pahala yang sama.
31. Shalawat juga merupakan sarana bagi yang mengucapkannya untuk memperoleh berkah, baik dalam hal amal kebajikannya maupun dalam hal usianya. Bahkan juga merupakan sebab untuk mernperoleh kepentingan-kepentingannya. Sebab, orang yang mengucapkan shalawat berarti ia berdoa mohon kepada Allah SWT, Tuhannya, agar Allah SWT berkenan melimpahkan berkah kepada Rasul-Nya beserta segenap keluarga Beliau. Doa seperti itu adalah mustajab (terkabul) dan orang yang berdoa pasti beroleh balasan yang sama.
32. Shalawat  juga merupakan sarana untuk memperoleh rahmat Allah SWT. Berbagai pendapat mengenai "rahmat" di kalangan sebagian ulama, tetapi pendapat yang pasti benar ialah bahwa orang yang mengucapkan shalawat beroleh rahmat.
33. Shalawat juga merupakan sarana untuk mengabadikan kecintaan kepada Rasulallah SAW bahkan untuk menambah dan melipat gandakannya. ltu merupakan salah satu ikatan keimanan yang tanpa itu (ucapan shalawat dan salam kepada Nabi SAW tidak lengkap. Seorang hamba Allah SWT jika makin sering menyebut-nyebut orang yang dicintainya, dihadirkannya didalam hati, dibayangkan kebaikannya dan kebenaran ajaran-ajaranya yang membuat hamba Allah SWT itu tertarik kepadanya; tentu semuanya itu akan melipat gandakan kecintaan dan menambah kerinduannya kepada orang yang dicintainya, sehingga kecintaannya itu sungguh-sungguh menguasai seluruh isi hatinya. Sebaliknya, jika ia merasa tidak perlu mengingat atau menyebut-nyebut orang yang dicintainya,
tidak mau menghadirkannya di dalam hati dan mengenang kebaikan-kebaikannya dengan sepenuh hati dan pikiran, tentu kecintaannya di dalam hati menjadi berkurang. Bagi orang yang mencintai sesuatu tidak ada yang lebih menyenangkan hatinya daripada melihat sesuatu yang dicintainya. Dan tidak ada yang disukai selain menyebut dan mengingat serta mengenang kebaikan-kebaikan pihak yang dicintainya. Jika perasaan demikian itu makin kuat berakar di dalam hati, tentu akan meluncur dari ujung lidahnya berbagai kata pujian. Bertambah dan berkurangnya pujian itu tergantung pada bertambah dan berkurangnya kecintaan yang bersemayam di dalam hati.
34. Shalawat kepada Nabi SAW adalah sarana untuk menumbuhkan kecintaan Beliau kepada orang yang bershalawat. Jika demikian halnya maka semakin banyaknya shalawat diucapkan oleh seseorang tentu semakin besar pula kecintaan Nabi SAW kepadanya.
35. Shalawat juga merupakan sarana bagi turunnya hidayat kepada hamba Allah SWT yang mengucapkannya dan sarana pula untuk menghidupkan hati serta perasaannya. Oleh kerana itu semakin banyak ia mengucapkan shalawat, hati dan perasaannya tentu semakin kuat dikuasai oleh kecintaan kepada Baginda. Dengan demikian, di dalam hatinya tidak terdapat sekelumit pun keinginan untuk menentang perintah dan ajaran-ajaran  Beliau. Bahkan sebaliknya, semua perintah dan ajaran-ajaran Beliau akan tergores dan terpateri di dalam hatinya, selagi ia dalam keadaan bagaimanapun selalu mengucapkannya. la akan meraih hidayat, keberuntungan dan berbagai pengetahuan tentang rahsia agama. Makin tajam pandangan mata hatinya serta makin kuat dan mendalam ma'rifat serta pengertiannya mengenai hal itu, tentu akan semakin sering dan lebih banyak lagi mengucapkan shalawat kepada Nabi SAW.
36. Shalawat itulah yang menjadi sebab dikemukakannya nama orang berzikir mengucapkannya ke hadapan Nabi SAW. Yaitu sebagaimana yang Beliau SAW nyatakan sendiri, "Shalawat kalian akan dihadapkan kepadaku."  Dan sesuai pula dengan pernyataan Beliau yang menegaskan, "Di pusaraku Allah menugasi sejumlah malaikat untuk menyampaikan kepadaku salam dari umatku." Cukuplah bagi hamba Allah SWT mendapat kemuliaan disebut namanya di hadapan Rasulallah SAW.
37. Shalawat pun merupakan sarana bagi hamba Allah SWT untuk dapat berjalan mantap di atas shirath hingga melepasinya (melewatinya) dengan selamat. Sebuah hadits dari Abdurrahman bin Samrah yang dituturkan oleh Sa'id bin Al-Musayyab, mengenai soal mimpinya Nabi SAW, sebagai berikut, "Kullihat seorang dari umatku berjalan di atas shirath, kadang meranghak-rangkak dan kadang bergelantung, kemudian datanglah shalawat (yang diucapkannya dahulu ketika hidup di dunia) Ialu membangunkannya hingga dapat berdiri dan berjalan dengan kakinya, IaIu ia diselamatkan oleh shalawatnya." (Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Madiny didalam At-Targhib Wat-Tarhib, sebagai hadits hasan jiddan (amat baik).
38. Shalawat kepada Nabi SAW adalah penunaian kewajiban yang paling sedikit atas hak Allah SWT dan berbagai nikmat yang dikaruniakan kepada kita dan yang memang'wajib kita syukuri. Padahal sebenarnya yang wajib kita syukuri tidak terhitung banyaknya. Kita tidak sanggup menghitungnya, tidak berkeinginan dan tidak berhasrat untuk mengetahui berapa jumlah seluruhnya. Namun, Allah SWT ridha menerima dari hamba-hamba-Nya sedikit syukur sebagai kewajiban yang harus ditunaikan.
39. Di dalam shalawat kepada Nabi SAW tercakup dzikrullah (mengingat-menyebut keagungan-Nya), dzikru-Rasulihi (mengingat-menyebut Rasul-Nya), dan permohonan kepadaNya. 
40.  Dengan shalawat kepada Nabi SAW, maka Allah SWT akan memberi ganjaran pahala kepada hamba yang berhak menerimanya. Sebagaimana telah kita sedari, bahwa Allah SWT memperkenalkan kepada kita Asma-Nya, Sifat-sifat-Nya; dan telah pula menunjukkan kepada kita jalan apa yang harus kita tempuh untuk memperoleh keridhaan-Nya. Juga Allah SWT telah memberi pengertian kepada kita tentang apa yang akan kita peroleh setelah kita sampai dan menghadapkan diri kepada-Nya. Semuanya itu tercakup di dalam semua segi keimanan. Bahkan tercakup pula di dalam ikrar tentang pengangkatan Rasul-Nya, tentang tashdiq (pembenaran)-Nya, tentang pemberitahuan semuanya itu kepada hamba-hambaNya dan tentang kecintaan-Nya kepada Rasul SAW yang diutus oleh-Nya menyampaikan kebenaran agama-Nya kepada umat manusia. Tak diragukan lagi bahwa semuanya itu adalah pokok-pokok keimanan. Shalawat kepada Nabi SAW juga mencakup pengertian seorang hamba mengenai hal-hal tersebut, termasuk tashdiq-nya (pengakuannya atas kebenaran sebagai Nabi dan Rasul utusan Allah) dan kecintaanya kepada Beliau. Dengan demikian maka ucapan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW termasuk amalan yang lebih utama.

---
Consultant-Speaker-Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting - Kuala Lumpur : www.alfalahconsulting.com
Islamic Investment Malaysia: www.islamic-invest-malaysia.com
Pelaburan Unit Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.com

Please Join my facebook's fan page