Thursday, August 16, 2018

Keutamaan Zikir "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar"


1. Rasulullah saw. bersabda, "Lazimkan membaca subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akhbar, kerana semua itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana gugurnya daun dari pohon". (HR Ibnu Majah)

2. Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah s.a.w. berkata : "Membaca Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar lebih aku sukai daripada seisi dunia." (Hadith Riwayat Muslim)

3. Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).

4. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari." (HR. Muslim no. 2695).

Al Munawi rahimahullah mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yang terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang menggambarkan dunia dan seisinya.” Dari sini menunjukkan bahwa keempat kalimat tersebut lebih baik daripada dunia seisinya.

5. Dari Ummi Hani' binti Abu Thalib dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk." Beliau bersabda: "Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma'il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali." Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: "Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu." (HR. Ahmad 6/344. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shilsilah Ash Shohihah no. 1316)

6. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan)

7. Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda, "Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Tirmidzi no. 3462. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

8. Dari Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar (Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya." (HR. Ahmad 2/302. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya shahih)

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk istiqomah mengamalkan zikir “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar” dalam kehidupan seharian kita. In sya allah.

***IKLAN***

Dana patuh Syariah PMB INVESTMENT www.unit-amanah-islam.blogspot.com
Simpanan Pendidikan SSPN-i Plus www.sspni-plus-online.blogspot.com
Hartanah Mampu Milik KOHAB www.hartanahanggun.blogspot.com

Kisah Ketabahan Rasul-rasul Ulul Azmi


Ulul Azmi adalah gelaran yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi atau istimewa kerana ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama Islam.  Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelaran Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelaran yang diberikan kepada rasul Allah yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya.

Mereka memiliki mempunyai keteguhan hati sangat mengagumkan, tabah luar biasa, sabar dan kesabarannya tidak terbatas, meskipun mereka mendapatkan berbagai macam celaan, hinaan, tentangan yang menyakitkan namun mereka tetap teguh, sabar, dan senantiasa bertawakal dalam menyampaikan ajarannya kepada manusia.

5 orang rasul yang memiliki gelaran Ulul Azmi adalah:
1. Nabi Nuh a.s.
2. Nabi Ibrahim a.s.
3. Nabi Musa a.s.
4. Nabi Isa a.s.
5. Nabi Muhammad s.a.w.

Dalil al-Quran tentang Ulul Azmi

Firman Allah S.W.T: Maksudnya:
"(Jika demikian akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad) maka bersabarlah engkau sebagaimana sabarnya Rasul-rasul "Ulul Azmi" (yang mempunyai keazaman dan ketabahan hati) dari kalangan Rasul-rasul (yang terdahulu daripadamu); dan janganlah engkau meminta disegerakan azab untuk mereka (yang menentangmu itu). Sesungguhnya keadaan mereka semasa melihat azab yang dijanjikan kepada mereka, merasai seolah-olah mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan sekadar satu saat sahaja dari siang hari. (Penerangan yang demikian) cukuplah menjadi pengajaran (bagi orang-orang yang mahu insaf). Maka (ingatlah) tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (derhaka)." (Surah Al-Ahqaaf : Ayat 35)

Mengenai lima orang rasul yang diutuskan oleh ALLAH setelah dipilih daripada kalangan para nabi yang digelar sebagai rasul Ulul Azmi memang dinyatakan dalam Al-Quran sebagaimana firman ALLAH S.W.T:
"Allah telah menerangkan kepada kamu di antara perkara-perkara agama yang Ia tetapkan hukumnya apa yang telah diperintahkanNya kepada Nabi Nuh a.s. dan yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu (wahai Nabi Muhammad s.a.w.) dan juga yang telah Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s. serta Nabi Isa a.s., iaitu: Tegakkanlah pendirian agama dan janganlah kamu berpecah belah atau berselisihan pada dasarnya. Berat bagi orang-orang musyrik (untuk menerima agama tauhid) yang engkau seru mereka kepadanya. Allah memilih serta melorongkan sesiapa yang dikehendakiNya untuk menerima agama tauhid itu dan memberi hidayat petunjuk kepada agamaNya itu sesiapa yang rujuk kembali kepadaNya (dengan taat)." (Surah Asy-Syuraa: Ayat 13)

Sebab diberi gelaran Ulul Azmi:

1. Mendapat pengiktirafan Allah s.w.t.
2. Memiliki kesabaran yang tinggi semasa berdakwah
3. Sentiasa memohon kepada Allah s.w.t. supaya kaum mereka tidak diturunkan azab
4. Sentiasa berdoa kepada Allah s.w.t. supaya memberi hidayah kepada kaum mereka
5. Memiliki keazaman yang tinggi semasa berdakwah

1- Nabi Muhammad s.a.w

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 610M. Baginda ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulullah s.a.w namanya disebutkan 5 kali di dalam Al-Quran.

Beliau mendapat julukan ulul ’azmi kerana sejak kecil sampai dewasa, Rasulallah saw selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban bapa saudara (paman) yang merawatnya sejak kecil. Tentangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, bapa saudaranya (pamannya) sendiri. Rasulullah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikeranakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi baginda dari mulai lahir sampai beliau wafat.

2- Nabi Ibrahim a.s

Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal di Iraq. Beliau wafat di Al-Khalil, Hebron, Palestin. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Quran.

Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi kerana kesabarannya yang tinggi. Dari mulai bayi Nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan kerana perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, iaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikurniai anak hingga isterinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan isteri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas isteri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Kerana kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, iaitu harus mengorbankan Ismail yang baru meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba (kambing kibas). Selain itu ujian nabi Ibrahim a.s yang lain adalah membangun Kaa’bah, dan menghadapi Raja Namrudz yang zalim.

3-  Nabi Musa a.s

Musa bin Imran dari keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Mempunyai 2 orang anak.

Nabi Musa a.s adalah nabi yang paling banyak namanya disebutkan dalam al-Qur’an iaitu sebanyak 136 kali. Beliau termasuk Nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi kerana kesabarannya yang tinggi dalam menghadapi dan berdakwah kepada Firaun. Selain itu, dia juga Nabi yang sabar dalam memimpin kaumnya yang selalu membangkang. Ketika Musa a.s akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi (lembu). Harun a.s yang ditugasi mengganti tugas Musa a.s, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Dengan kesabaran nabi Musa yang hebat tapi beliau pernah tidak bersabar ketika berguru kepada Nabi Khidir a.s.

4- Nabi Isa a.s

Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM-32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau juga tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as Disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran.

Beliau adalah nabi yang mendapat julukan ulul ’azmi kerana banyak memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Nabi Isa as sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan muridnya, menghadapi fitnah, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.

5- Nabi Nuh a.s

Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qu’ran.

Nabi Nuh as mendapat julukan ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Nabi Nuh a.s adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Nabi Nuh as digelari sebagai ulul ’azmi kerana kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang lurus. Usianya hampir 1000 tahun dan jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan isteri dan anaknya yang bernama Kan’an tidak mempercayai ajaran yang dibawanya dan menjadi musuhnya. Atas kehendak Allah umat nabi Nuh as yang membangkang ditenggelamkan dengan banjir yang dahsyat dan semuanya mati, kecuali nabi Nuh as dan pengikutnya yang beriman.


***IKLAN***

Dana patuh Syariah PMB INVESTMENT www.unit-amanah-islam.blogspot.com
Simpanan Pendidikan SSPN-i Plus www.sspni-plus-online.blogspot.com
Hartanah Mampu Milik KOHAB www.hartanahanggun.blogspot.com

Fadhilat Hauqalah "La Hawla Wala Quwwata Illa Billah"



Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang mengucapkan La Haula Wala Quwwata illa billahi, maka ia akan menjadi ubat kepada 99 penyakit. Yang paling ringan adalah kebimbangan”. (Hadis Riwayat Tabrani)

Hadis ini adalah riwayat at-Tabarani dalam al-Awsath dan al-Hakim yang berbunyi: “Man Qala La Haula wala Quwwata Illa Billahi Kana dawa’an min tis’atin wa tis’iina da’in, aisaruha al-Hammu” dan maksudnya adalah seperti di atas.

Intipati hadis tersebut adalah umat Islam digalakkan untuk tabah dan berusaha merawat penyakit asalkan mengikut peraturan agama. Penyakit yang dimaksudkan itu ada terkandung dalam beberapa ayat al-Quran dan hadis Rasulullah SAW.
Daripada Anas, bahawa Rasulullah SAW berdoa dengan doa: “Allahumma innii ‘auuzhu bika minal barashi wal junuuni wal-juzaami wa sayyi’il asqaam (yang bermaksud: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit sopak, gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit yang berat).” (Hadis Riwayat Abu Daud)

Begitu juga hadis riwayat Abu Daud menyebut bahawa Rasulullah SAW berdoa: “Allahuamma Inni a’uuzu bika minal hammi wal hazan, wa ‘auuzhubika minal ‘ajzhi wal kasal, wa’auuzhu bika minal Jubni wal-Bukhl, wa’uuzhubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal (yang bermaksud: “Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu daripada penyakit gelisah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu daripada penyakit lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada pengecut dan bakhil dan aku berlindung kepada-Mu daripada timbunan hutang dan penindasan orang.”
Apa yang penting pada hadis berkenaan ialah untuk menyatakan kelebihan dan manfaat besar kepada orang yang banyak menyebut ‘La Haula Wala Quwwata Illa Billah’. Maksudnya tiada daya dan kekuatan (untuk menolak sesuatu kemudaratan dan mendatangkan suatu yang manfaat) selain Allah SWT.

Ucapan itu dinamakan Hauqalah. Apabila kita ditimpa sesuatu yang kita tidak sukai, banyakkan menyebut hauqalah.  Imam a-Nawawi berkata: “La haula wa la quwwata illa billah”, itulah kalimah yang digunakan untuk menyerah diri dan menyatakan bahawa kita tidak mempunyai hak untuk memiliki sesuatu urusan. Ia kalimah yang menyatakan bahawa seseorang hamba tiada mempunyai daya upaya untuk menolak sesuatu kejahatan (kemudaratan) dan tiada mempunyai daya kekuatan untuk mendatangkan kebaikan kepada dirinya melainkan dengan kudrat iradat Allah SWT juga.

Dalam sebuah hadis menyebut daripada Abu Zar, beliau berkata: “Aku berjalan di belakang Rasulullah SAW, lalu Baginda berkata kepadaku: “Wahai Abu Zar, mahukah aku tunjukkan kepada kamu satu perbendaharaan daripada beberapa perbendaharaan syurga? Aku berkata: Mahu ya Rasulullah. Baginda bersabda: “La Haula wala Quwwata illa billah.”

Begitu juga hadis daripada Abu Musa, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Mahukah aku tunjukkan salah satu perbendaharaan dari perbendaharaan syurga? Saya menjawab: “Mahu ya Rasulullah. Kemudian Baginda bersabda: La haula wala quwwata illa billah.”

Daripada Ibnu Mas’ud beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Wahai Muaz, adakah kamu tahu tafsir (maksud) La haula wala quwwata illa billah? Muaz menjawab: Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah SAW bersabda: La haula (tiada daya) dari menghindari maksiat kepada Allah melainkan dengan kekuatan Allah, wala quwwata (tiada kekuatan) atas mentaati Allah melainkan dengan pertolongan Allah SWT. Kemudian Rasulullah SAW menepuk bahu Muaz dan Baginda bersabda: “Demikianlah yang diberitahu oleh kekasihku Jibril daripada Tuhan.”

Sebenarnya apabila kita banyak menyebut Allah SWT atau berzikir mengingati-Nya sebanyak-banyaknya, ia mampu menjadi penyembuh, tetapi sekiranya kita banyak ingat kepada manusia ia boleh menjadi penyakit.

---
Alfalah Consulting - KL: www.alfalahconsulting.com
Islamic Unit Trust: www.islamic-invest-malaysia.com
Unit Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.blogspot.my

The Meaning and Virtues of "La Hawla Wala Quwwata Illa Billah"




Bismillah.

You should know that the most comprehensive and inclusive formula for expressing the repudiation of one’s own claim to power and ability is La hawla wala quwawata illa billah (there is neither power nor ability save by Allah).
The Proof of Islam (Imam al-Ghazali), may Allah be pleased with him, said: “Power (hawl) is motion and ability (quwwa) is aptitude.”

No creature possesses either ability or power over anything save through Allah, Who is Able and Capable. It is incumbent upon believers to have faith in whatever Allah permits them to do or abstain from – as for instance, in conforming to an injunction, whether by acting or abstaining, or in seeking their provision by resorting to action in the form of crafts and professions, and so on – it is Allah the exalted Who creates and originates their intentions, abilities and movements, and that the acts they choose to perform will be attributed to them in the manner known as ‘acquisition’ (kasb) and ‘working’, and shall be, in consequence, liable to reward and punishment; but that they exercise volition only when Allah Himself does so, and can neither do nor abstain from anything unless He renders them able to. They possess not a single atom’s weight of the heaven or the earth, nor do they attain to any partnership in its governance, or become supports to Him.

It is on the ability and power to make choices, which Allah has granted to His servants, that commands and prohibitions are based. Things which are done intentionally and by choice are attributed to them, and they are rewarded and punished accordingly.

Hence the meaning of la hawla wala quwwata illa billah is the denial of one’s possession of autonomous power and ability, and the simultaneous confession of the existence of that (relative) power and ability to make choices that He has given His servants to be their own.

He who claims that man has no choice or ability, that the acts he selects are identical with the acts he is compelled to do, and that he is in all circumstances coerced is a deterministic (jabri) innovator whose false claim would deny that there was any purpose in sending Messengers and revealing Scriptures. By contrast, he who claims that man possesses the will and power to do whatever he does by choice is a Mu’tazili innovator. But he who believes that a responsible (mukallaf) man possess power and choice to allow him to comply with Allah’s commands and prohibitions, but is neither independent thereby nor the creator of his own acts, has found the Sunna, joined the majoritarian community, and become safe from reprehensible innovation. 

There is a lengthy explanation to this, which follows a rugged road where many have slipped and gone astray; and beyond it is the secret of Destiny, which has always perplexed intelligent minds and into which the Master of Messengers has commanded us not to delve. So let the intelligent be content with hints and let it suffice them to believe that everything was created by Allah, and nothing exists without His will and power. Then let them require their selves to conform to the commandments and prohibitions, and take their Lord’s side against their selves in every circumstance. 

A hadith says that is one of the treasures of the Garden.’ Understand the indication contained in terming it a ‘treasure’ and you will know that its meaning is among the mysteries; for reward is of the same species as the act. The Prophet s.a.w has also said ‘Two raka’ats in the depths of the night are one of the treasures of goodness.’ Their reward comprises a hidden treasure because the time of their occurence, namely the night implies this.

It is also reported that ‘La hawla wala quwwata illa billah is a remedy for 99 ailments, the least of which is sorrow.’ It is a remedy for sorrow because grief mostly occurs when one misses something one loves, or when a distressful thing occurs; and whenever either of these things occurs people perceive their helplessness and inability to achieve their desired aims; hence they feel sorrow. If at such times they repeat in their heart and with their tongues words which mean that they disavow the possession of any ability or power of their own, then this gives them certitude in their knowledge that they are helpless and weak except where Allah gives them power and ability, with the result that their sorrow is banished, and their knowledge of their Lord is increased. 

This can be clearly understood from the Prophet’s s.a.w saying: ‘When one believes in destiny, one’s sorrow departs.’ And in attributing ability and power to His Name, Allah, which is the axis of the Names and the most supreme of them, and in following it on most occasions with the two noble Names which indicate two of the attributes of the Holy Essence, namly those of Exaltation (Al-’Ali) and Magnitude (Al-’Azim), lies a sign that He totally transcends and is absolutely holier than the illusions of those who have strayed from the path, are blind to the evidence, and have delved without insight into the secret of destiny and the acts of Allah’s creatures. So take heed!

- Imam Abdullah Ibn ‘Alawi Al-Haddad
in ‘Gifts for the Seeker’

Nama-nama Syurga dan Neraka serta penghuninya


1. Syurga



a. Syurga Firdaus

Mengenai syurga firdaus ini, dalam Al Qur'an, surah Al Kahfi, ayat 107, Allah swt. telah menegaskan:



"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah syurga Firdaus menjadi tempat tinggal,"



Juga penegasan Nya dalam Al Qur'an, surah Al Mu'minuun, ayat 9-11.

"Dan orang-orang yang memelihara solat (sembahyang) nya.
Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya."

b. Surga 'Adn
Syurga 'Adn ini telah banyak sekali dijelaskan dalam Al Qur'an. Iaitu sebagai berikut: Firman Allah swt. di dalam surat Thaaha, tepatnya ayat 76.

"(yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan)."

Firman-Nya lagi didalam surat Shaad, ayat 50 :

"(Iaitu) syurga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka,"

c. Syurga Na'iim
Dalam Al Qur'an surat al Hajj, ayat 56. Allah swt. telah menegaskan :

"Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, dia memberi Keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh kenikmatan."

Firman-Nya lagi dalam surat Luqman, ayat 8 :

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan."

d. Syurga Ma'wa
Banyak sekali di dalam Al Qur'an dijelaskan, antara lain :
Surat As Sajdah, ayat 19 Allah swt. menegaskan:

"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan."

Firman-nya lagi didalam surat An Naziat, ayat 41:

"Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)."

e. Syurga Darussalam
Mengenai syurga Darussalam ini, telah banyak dijelaskan di dalam Al Qur'an, di antaranya ialah : Dalam surat Yunus, ayat 25 :

"Allah menyeru (manusia) ke darussalam (syurga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).

erti kalimat darussalam ialah: tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

f. Syurga Daarul Muqoomah
Sesuai dengan penegasan Aallah swt. di dalam Al Qur'an, surat Faathir, ayat 34-35 :

Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang Telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri.
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".

g. Syurga Maqoomul Amiin
Sesuai dangan penegasan Allah swt. didalam Al Qur'an, surat Ad Dukhan, ayat 51 :

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,"

h. Syurga Khuldi
Di dalam Al Qur'an tepatnya surat Al Furqaan, ayat 15, Allah swt. telah menegaskan :

Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau syurga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?" dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?".

2. Neraka

Neraka adalah tempat penyeksaan bagi mahluk Allah yang derhaka. Mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari Rasulullah saw.
Kata neraka sering disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an dan jumlahnya sangat banyak sekali. Dalam bahasa Arab disebut naarالنار (ar)* (an-nār).

Siapapun orang yang dimasukkan ke dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu neraka berdiri kokoh dan tertutup rapat. Itulah penjara bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat.
Ada juga orang-orang yang terakhir kali masuk syurga, setelah mereka diseksa sesuai dengan dosa-dosanya yang telah mereka perbuat.

Di dalam Al Qur'an disebutkan bahan bakar neraka adalah dari manusia dan batu (ada yang mengertikan berhala). Pintu gerbang Neraka dipimpin oleh Malaikat Malik, yang memiliki 19 malaikat penyiksa di dalam Neraka, salah satunya yang disebut namanya dalam Al-Qur'an adalah Zabaniah.

Walaupun neraka sering digambarkan sebagai tempat penyeksaan yang teramat panas, tetapi ada hawa neraka menjadi teramat sangat dingin. Disebutkan di dalam Al-Qur'an:

“Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. (Sad [38]:57)”

Siksaan di dalam neraka yang paling ringan diberikan sandal api yang boleh membuat otak mereka mendidih.

“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya ialah orang yang diberi sepasang sandal yang talinya terbuat dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya kerana panasnya yang laksana air panas mendidih di dalam periuk. Dia mengira tiada seorangpun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu, padahal dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan.” (HR. Bukhari-Muslim)

a. Huthamah
Neraka yang disediakan untuk orang yang gemar mengumpulkan harta berupa emas atau perak, mereka yang serakah tidak mahu mengeluarkan zakat harta dan menghina orang miskin. Di neraka ini harta yang mereka kumpulkan akan dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksaan kepada manusia pengumpul harta. Surah Al-Humazah (104).

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,
Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
Yang (membakar) sampai ke hati.
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

maksudnya mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang kerananya dia menjadi kikir dan tidak mahu menafkahkannya di jalan Allah.

b. Hawiyah
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Qori'ah (101) ayat 9-10.

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
(yaitu) api yang sangat panas.

Neraka yang diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, iaitu mereka yang selama hidup didunia mengerjakan kebaikan bercampur dengan keburukan. Orang muslim lelaki dan perempuan yang tidak tanduknya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti para wanita muslim yang tidak menutup aurat (tidak menggunakan jilbab), bagi para lelaki muslim yang sering memakai sutra dan emas, mencari rezeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan sebagainya, Hawiyah adalah sebagai tempat tinggalnya. Surah Al-Qari'ah

c. Jahannam
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat al-hijr (15) ayat 43.

"Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya."

Syaitan bentuknya ada 3 (tiga) iaitu:
a. Ucapan para dukun, peramal
b. Hawa nafsu (egoisme)
c. Memuja kepada seseorang

d. Jahim
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran surat As-Syu'araa (26) ayat 91.
di dalamnya ditempati orang-orang musyrik.

"Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat",

Neraka sebagai tempat penyeksaan orang-orang musyrik atau orang yang menyekutukan Allah. Mereka akan disiksa oleh para sesembahan mereka. Dalam ajaran Islam syirik adalah sebagai salah satu dosa paling besar menurut Allah, kerana syirik bererti menganggap bahawa ada makhluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat Allah dan boleh pula menganggap bahawa ada Tuhan selain Allah. Surah Asy-Syu'ara' dan Surah As-Saffat.

e. Saqar
Neraka untuk orang munafik, yaitu orang yang mendustakan perintah Allah dan rasul. Mereka mengetahui bahwa Allah sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Muhammad s.a.w, tetapi mereka meremehkan syariat Islam. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Muddatsir ayat 26-27,42. di dalamnya ditempati orang-orang penyembah berhala.

Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"

f. Sa'iir
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' (4) ayat 10; Surat Al-Mulk (67) ayat 5,10,11 dan lain-lain.

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." ayat 5

5. Sesungguhnya kami Telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) nescaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". ayat 10
Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. ayat 11

Disediakan untuk orang-orang kafir terhadap akhirat (tidak percaya), juga untuk orang yang senang bila mendapat rezeki dan marah ketika susah memperoleh rezeki.

g. Wail
Neraka yang disediakan untuk para pengusaha atau pedagang yang licik, dengan cara mengurangi berat timbangan, menyorok barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat. Barang dagangan mereka akan dibakar dan dimasukkan kedalam perut mereka sebagai azab dosa-dosa mereka. Surah Al-Tatfif dan Surah At-Tur. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Muthaffifin, ayat 1-3.

"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi."

yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.

3. Jenis hukuman dan seksaan di neraka
Di akhirat para penghuni neraka akan menjalani hukuman berupa siksa yang sangat pedih. Siksaan yang mereka derita dalam neraka itu bermacam-macam sekali, sebagaimana yang difirmankan Allah seperti berikut:

"Dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, perut dan punggung mereka." (At-Taubah [9]:35)

"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, supaya mereka diseret, kedalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api."(Al-Mu’min [40]:71-72)

"Peganglah dia kemudian seretlah dia ketengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya seksaan (dari) air yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia." (Ad-Dukhan [44]:47-49)

"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya kelehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta." (Al-Haqqah [69]:30-32)

"Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian dari api neraka, disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala-kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada di dalam perut mereka dan juga kulit-kulit mereka. Dan cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, maka mereka dikembalikan kedalamnya, (serta dikatakan kepada mereka): "Rasailah azab yang membakar ini." (Al-Hajj
[22]:19-22)

Untuk itu, hati-hatilah dalam bertindak dan beramal, ingatlah azab neraka begitu pedih. Semoga boleh menjadi pengajaran.

***IKLAN***

Dana patuh Syariah PMB INVESTMENT www.unit-amanah-islam.blogspot.com
Simpanan Pendidikan SSPN-i Plus www.sspni-plus-online.blogspot.com
Hartanah Mampu Milik KOHAB www.hartanahanggun.blogspot.com


Biodata dan Sejarah Ringkas Salahuddin Al-Ayyubi




Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurd biasa. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada siapapun yang menjangka sebelum ia menguasai Mesir dan menentang tentera Salib bahawa anak Kurd ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestin dan menjadi pembela akidah Islamiah yang hebat. Dan tiada siapa yang menyangka pencapaiannya demikian hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang memerangi kekufuran sehingga ke hari ini. 



Stanley Lane Poole seorang penulis Barat menyifatkan Salahuddin sebagai anak seorang governor yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan sebarang tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan. Akan tetapi ia menunjukkan akhlak yang mulia. 


Walau bagaimana pun Allah telah mentakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk bakal pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentera Al-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk mara ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan (Bahauddin, 1234). Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Al-Baqarah:216) 


Pertukaran Hidup Salahuddin 

Apabila Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahawa Allah telah mempertanggungjawabkan kepadanya satu tugas yang amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahawa Salahuddin sebaik-baik sahaja ia menjadi pemerintah Mesir, dunia dan kesenagannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya (Bahauddin,1234). 



Bahkan Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenepikan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tenteranya. Ia menumpukan seluruh tenaganya untuk satu tujuan iaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk menghalau orang kafir dari tanah air Islam. Salahuddin pernah berkata, "Ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestin untukku. Ini menyebabkan ia menjuarai perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad. 


Semangat Jihadnya 
Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahawa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia sentiasa meluahkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tenteranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan jihad ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa sahaja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya. 

Siapa sahaja yang memerhatikannya akan dapat melihat apabila ia telah memulakan jihat melawan tentera salib ia akan menumoukan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya. Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam. 

Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum, itupun selepas dipaksa oleh doktor peribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga Isnin kerena ia tidak mahu perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Bahauddin, 1234) 

Peperangan Hittin 
Satu siri peperangan yang sengit telah berlaku antara tentera Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhirnya pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah kalah teruk. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestin telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembasar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bawaha dapat dilihat seorang tentera Islam telah membawa 30 orang tentera Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali khemah. Mayat-mayat tentera Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembikai. Dianggarkan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari jauh. 

Kecintaan Salahuddin kepada Islam 
Peperangan Hittin telah menyerlahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahawa Salahuddin berkhemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah khemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa ke hadapannya. Maka dibawalah Raja Palestin dan Reginald dari Chatillon masuk ke khemahnya. Dipersilakan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi ke hadapan Reginald lalu berkata, "Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammat atasnya". Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari khemah. 

Raja Palestin apabila melihat adiknya dipancung, ia mengeletar kerana menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata, "Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi". 

Tindakan Salahuddin adalah disebabkan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestin diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan, "Mintalah kepada nabi kamu , Muhammad, untuk menyelematkan kamu". Apabila ia mendapat berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya. 

Menawan Baitul Maqdis 
Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Maqdis. Bahauddin telah mencatatkan bahawa Salahuddin sangat-sangat berhajat untuk menawan Baitul Maqdis hinggakan bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa di dalam hatinya. 

Pada hari Jumaat, 27 Rajab, 583H, iaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki bandar suci tempat Rasulullah s.a.w naik ke langit. Dalam catatan Bahauddin ia menyatakan inilah kemenangan atas kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, peniaga dan orang-orang biasa datang meraikan gembira kemenangan ini. Kemudiannya ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar-pembesar datang. Laungan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah memenuhi langit. Selepas 90 tahun kini sembahyang Jumaat telah diadakan semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' telah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah sahaja yang tahu betapa hebatnya hari itu. 

Salahuddin yang Penyayang 
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeza daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam. Ia telah menuliskan yang Salahuddin telah menunjukkan ketiggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tenteranya sangat bertanggungjawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristian dipersalah-lakukan. Semua jalan keluar-masuk ke Baitul Muqaddis di tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima wang tebusan daripada orang-orang Kristian yang ditawan. 

Lane-Poole juga telah menuliskan bahawa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak, Padri besar pun telah benderma. Sekarang giliranku pula". Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahawa sesiapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga ke malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa mengidar bilangan mereka. 

Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentera Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahawa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu 'tersumbat' dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencermarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik orang-orang Kristian apabila mereka dilayan dengan baik oleh Salahuddin. 

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem sahaja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman. 

Perang Salib Ketiga 
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestin kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakal yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestin. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudara maranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentera bersekutu yang besar itu. 

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersetuju untuk memuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah pengusa Palestin seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga. 

Lane-Poole telah mencatatkan perjajian ini sebagai berakhirnya Perang Suci yang telah berlajutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Julai, 1187M, tiada satu inci pun tanah Palestin di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192M, keseluruhanya menjadi milik meraka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestin masih di tangan orang-orang Kristian. Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestin untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimana pun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin. 

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jemu dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tenteranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah bagi. Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentra-tenteranya dari Mesir, Mesopotamia, Syria, Kurds, Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana sahaja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan daripada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. 

Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin sentiasa syura. Ia mempunyai majlis syura yang membuat keputusan-keputusan ketenteraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama sahaja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setiausaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Salahuddin. 

Salahuddin Meninggal Dunia 

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemani Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sedar sebentar. Apabila Syeikh Au Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan denga nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safar. 

Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah-rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk kos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam wang untuk menanggung kos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan oleh seorang menterinya.  



(Petikan dari Abul Hassan ali Nadwai, Saviors of Islamic Spirit)  


*****

Dana patuh Syariah PMB INVESTMENT www.unit-amanah-islam.blogspot.com
SSPN-i Plus (Simpanan pendidikan & takaful) www.sspni-plus-online.blogspot.com
Hartanah Mampu Milik Tanpa Deposit KOHAB www.hartanahanggun.blogspot.com