Sunday, July 31, 2011

Al-Hadith : Antara Lima Kelebihan Ramadhan


Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. telah bersabda, "Umatku telah diberikan dalam Ramadhan lima perkara yang belum bernah diberikan kepada mana-mana umat pun sebelum mereka."

1. Bau busuk mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi.

2. Ikan-ikan di laut akan beristigfar untuk mereka sehingga mereka berbuka.

3. Setiap hari Allah s.w.t. akan menghiaskan syurgaNya dan berkata, "Telah hampir masanya hamba-hambaKu yang soleh akan dilepaskan dari beban-beban dan mereka akan datang kepadamu."

4. Dirantaikan syaitan-syaitan yang jahat di dalam Ramadhan dan mereka tidak akan dapat berbuat sesuatu dalam Ramadhan ini apa yang biasa mereka lakukan pada bulan lain.

5. Mereka akan diampunkan pada malam terakhir Ramadhan.  Ditanya kepada Rasulullah, "Adakah ia lailatur Qadar?" Baginda menjawab, "Tidak! Tetapi seorang pekerja yang diberikan ganjarannya apabila telah selesai kerjanya."

(Riwayat Imam Ahmad)

---
Consultant-Speaker-Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting - Kuala Lumpur : www.alfalahconsulting.com
Islamic Investment Malaysia: www.islamic-invest-malaysia.com
Pelaburan Unit Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.com

Saturday, July 30, 2011

Quran Verses on Ramadan : Surah Al-Baqarah, verse 183-187

‎183-- O you who believe! Observing As-Saum (the fasting) is prescribed for you as it was prescribed for those before you, that you may become Al-Muttaqun (the pious).

184-- [Observing Saum (fasts)] for a fixed number of days, but if any of you is ill or on a journey, the same number (should be made up) from other days. And as for those who can fast with difficulty, (e.g. an old man), they have (a choice either to fast or) to feed a Miskin (poor person) (for every day). But whoever does good of his own accord, it is better for him. And that you fast is better for you if only you know. 


185-- The month of Ramadan in which was revealed the Qur'an, a guidance for mankind and clear proofs for the guidance and the criterion (between right and wrong). So whoever of you sights (the crescent on the first night of) the month (of Ramadan i.e. is present at his home), he must observe Saum (fasts) that month, and whoever is ill or on a journey, the same number [of days which one did not observe Saum (fasts) must be made up] from other days. Allah intends for you ease, and He does not want to make things difficult for you. (He wants that you) must complete the same number (of days), and that you must magnify Allah [i.e. to say Takbir (Allahu Akbar; Allah is the Most Great] for having guided you so that you may be grateful to Him. 

186-- And when My slaves ask you (O Muhammad صلى الله عليه وسلم) concerning Me, then (answer them), I am indeed near (to them by My Knowledge). I respond to the invocations of the supplicant when he calls on Me (without any mediator or intercessor). So let them obey Me and believe in Me, so that they may be led aright. 

187-- It is made lawful for you to have sexual relations with your wives on the night of As-Saum (the fasts). They are Libas [i.e. body cover, or screen, or Sakan, (i.e. you enjoy the pleasure of living with them - as in Verse 7:189) Tafsir At-Tabari ], for you and you are the same for them. Allah knows that you used to deceive yourselves, so He turned to you (accepted your repentance) and forgave you. So now have sexual relations with them and seek that which Allah has ordained for you (offspring), and eat and drink until the white thread (light) of dawn appears to you distinct from the black thread (darkness of night), then complete your Saum (fast) till the nightfall. And do not have sexual relations with them (your wives) while you are in I'tikaf (i.e. confining oneself in a mosque for prayers and invocations leaving the worldly activities) in the mosques. These are the limits (set) by Allah, so approach them not. Thus does Allah make clear His Ayat (proofs, evidence, lessons, signs, revelations, verses, laws, legal and illegal things, Allah's set limits, orders) to mankind that they may become Al-Muttaqun (the pious).

---
Consultant-Speaker-Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com 
Alfalah Consulting - Kuala Lumpur : www.alfalahconsulting.com
Islamic Investment Malaysia: www.islamic-invest-malaysia.com

Ramadan Kareem to All Muslims


I would like to wish Ramadan Kareem to all Muslim all over the world. May this Ramadan bring us closer to our Creator and we are able to sustain the devotion and momentum in the next 11 months.

Laylatul Qadr will be a great gift and privilege...better than a thousand months. Seek it in last 10 days.

Don't forget our obligation of paying zakat-ul-fitr.

Happy fasting. Have a blessed Ramadan.

May Allah bless you.

Ahmad Sanusi Husain
CEO & Chief Consultant
Alfalah Consulting, Kuala Lumpur
http://alfalahconsulting.com

Tuesday, July 12, 2011

10 cara menghapus perasaan malas beribadat (futur)



Futur adalah suatu penyakit yang melanda sebahagian daripada umat Islam. Dalam konteks bahasa, futur ertinya putus selepas bersambung atau tenang selepas bergerak. Juga boleh memberi erti malas atau lambat selepas rajin dan bersungguh-sungguh.
Dalam erti kata lain, futur adalah penyakit kecewa yang boleh membunuh sahsiah Muslimi. Penyakit ini berupaya merencat saraf rangsangan aktiviti dalaman yang akhirnya mengganggu kesungguhan dalam kerja yang diamanahkan. Ia berpunca daripada hati.
Penyakit futur ini menukar sama-sekali perlakuan pelakunya daripada seorang rajin dan semangat bekerja kepada sikap malas, putus asa, menunda atau berlambat-lambat melakukan pekerjaan.
Antara bentuk futur adalah rasa malas beribadah dan kadang-kadang boleh meninggalkannya sama sekali. Sikap lemah itu timbul akibat renggangnya hubungan seorang hamba dengan Penciptanya.
Cara menghadapi futur dalam diri.
1- Membaca, merenung dan memikirkan kandungan al-Quran.
Firman Allah bermaksud: “Dan Kami turunkan al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat kepada orang yang beriman.” (Surah al-Isra, ayat 82)
Ada dua perkara yang dianjurkan Ibnul Qayyim bagi mengatasi kemalasan daripada kekerasan hati.
Pertama, bertafakur dan alihkan hatimu dari dunia untuk beberapa waktu, lalu ditempatkan di akhirat.
Kedua, hadapkan seluruh hatimu pada pengertian al-Quran, memikirkan dan memahami apa yang dimaksudkan serta mengapa ia diturunkan. Hayati semua ayatnya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengubat hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.
2-Merasakan keagungan Allah.
Antara ungkapan indah Ibnul Qayyim ketika menyifatkan keagungan Allah Yang Maha Tinggi: “Dia yang mengatur urusan semua hamba, memerintah, melarang, mencipta, melimpahkan rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan dan menghinakan manusia. Begitu juga menjadikan malam dan siang, menggantikan hari demi hari antara manusia, membalikkan kekuasaan dan menggantikannya dengan kekuasaan yang lain serta urusan dan kekuasaan-Nya berlaku di bumi dan antara kedua-duanya, di lautan dan daratan. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan mampu menghitung segala sesuatu.
“Pendengaran-Nya mencakupi pelbagai suara dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Bahkan, Dia dapat mendengar suara hiruk-pikuk yang saling bertindih dengan pelbagai perbezaan bahasa. Pendengaran-Nya tidak akan diganggu oleh pendengaran yang lain, tidak menjadi kacau-bilau kerana banyak masalah. Tidak pernah jemu meskipun terus menerus diajukan secara bertubi-tubi dengan permintaan orang yang mempunyai keperluan.
“Penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu yang nampak, sehingga Dia mampu melihat langkah kaki semut hitam di tengah-tengah padang pasir yang luas terbentang pada tengah malam gelap-gelita. Yang ghaib dapat disaksikan dan yang tersembunyi nampak jelas bagi-Nya.”
Firman Allah bermaksud: “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (Surah ar-Rahman, ayat 29).
3- Mendalami ilmu syariat.
Maksudnya adalah ilmu yang mampu menimbulkan rasa takut kepada Allah dan menambah beratnya timbangan iman. Dengan mengetahui ilmu itu, seseorang akan mengetahui apa yang terjadi sesudah mati, kehidupan di alam kubur, ketakutan dahsyat di padang Mahsyar, nikmat yang dikecapi di syurga dan azab pedih di neraka. Begitu juga nikmah syariat, masalah halal dan haram serta perjalanan hidup nabi dan pelbagai perkara yang tidak terhitung manfaatnya.
Allah berfirman bermaksud: “Katakanlah, adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?” (Surah az-Zumar, ayat 9).
4-Mencari persekitaran dan sahabat soleh.
Keadaan seseorang banyak ditentukan persekitarannya. Lingkungan baik akan meningkatkan keimanan. Di sanalah seseorang mendapat teguran dan bimbingan ketika melakukan kesalahan.
Di sana pula dirasakan suasana berlumba dalam melakukan ketaatan, zikrullah, turunnya rahmat dan datangnya ketenteraman hati.
5-Memperbanyakkan kerja amal.
Kerja amal mampu memberikan pengaruh ketara terhadap hati dan jiwa manusia. Apabila kita melakukan kerja kebaikan dan apa saja amal soleh, jiwa pasti puas dan penuh kedamaiannya.
6-Tumbuhkan rasa takut su’ul khatimah (kesudahan yang buruk)
Takut kepada kematian dalam dosa atau sesat akan mendorong seorang Muslim untuk taat dan memperbaharui iman.
7-Banyak mengingati mati.
Mengingati mati juga akan membenteng seseorang daripada derhaka kepada Allah. Hati keras berubah menjadi lembut. Tidaklah seseorang itu mengingati mati ketika dilanda kehidupan yang sempit melainkan akan membuatnya menjadi lapang.
Antara cara mengingatkan mati adalah dengan sering menziarahi kubur. Rasulullah bersabda: “Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur kerana itu boleh melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhirat dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (Hadis riwayat Hakim)
8-Kepatuhan dan berlepas diri
Saling tolong-menolong dan patuh terhadap sesama mukmin serta berlepas diri daripada orang kafir. Hati yang bergantung dan terpaut pada musuh Allah, akan menjadi lemah. Keimanannya akan menurun dan mencair. Sebaliknya, apabila kepatuhan dimurnikan dan hanya kepada Allah, maka ia akan menghidupkan keimanan dan semangat dalam hati.
9-Muhasabah jiwa ketika datang kelemahan
Menurut Ibnu al-Qayyim, hati memiliki dua sikap iaitu menerima dan menolak. Manfaatkan dua keadaan itu, sama ada ketika cenderung menerima dan menolak. Ketika hati cenderung menerima, perbanyakkan amal soleh dan ibadah sunnah. Laksanakanlah ibadah sebanyak mungkin pada waktu siang dan malam.
Pada waktu hati sedang menolak (futur), ikatnya dengan melakukan amal wajib saja Rasulullah ditanya seorang sahabat : “Wahai Rasulullah, apa pendapat anda apabila aku merasakan lemah dalam melakukan suatu amal?” Baginda menjawab: “Peliharalah keburukanmu daripada manusia kerana itu adalah sedekah bagi dirimu.” Maksudnya jangan menunjukkan keburukan kita di depan manusia lain.
10-Menelaah kisah teladan salafussoleh.
Sikap dan teladan salafussoleh, termasuk ulama dan mujahidin hingga zaman kini akan menumbuhkan rasa hina dalam diri hingga menyuntikkan semangat baru dalam jiwa seseorang untuk menjadikan mereka sebagai contoh.
Editor : Ahmad Sanusi Husain
----------
CEO / Consultant: www.ahmad-sanusi-husain.com
Alfalah Consulting: www.alfalahconsulting.com
Islamic investment: www.islamic-invest-malaysia.com